Pendidikan
sebagai suatu yang penting dalam pembentukan karakter bangsa. Namun tanpa
didukung dengan perangkat yang mumpuni, hal ini sulit terwujud. Salah satu
perangkat penting untuk mewujudkan tugas pendidikan dalam membangun karakter
bangsa ini ada di tangan guru.
Ketua
Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Sulistiyo, mengatakan bahwa
peran guru saat ini hanya diprioritaskan untuk mengajar saja. Padahal guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik dalam tiap jenjang
pendidikan.
"Tapi
sayangnya, sekarang yang dihargai hanya dalam angka kredit maupun kepentingan
kepegawaian hanya mengajar saja. Tatap muka minimal 24 jam dan maksimal 40 jam
per minggu," kata Sulistiyo di Jakarta, Jumat (23/11/2012).
Akibatnya,
tugas lain yang juga diemban oleh para guru ini kurang mendapat perhatian
bahkan terkadang tidak terlaksana secara optimal.
Pasalnya,
para guru ini sibuk memenuhi durasi tatap muka dengan peserta didiknya sehingga
terkadang lolos mengamati perkembangan anak didiknya karena peran mengevaluasi
tadi kurang berjalan.
Tidak
hanya itu, adanya Ujian Nasional (UN) juga makin menguatkan bahwa tugas utama
hanya mengajar saja. Berbagai pendalaman materi disediakan untuk siswa-siswa
pada tingkat akhir untuk memantapkan lagi mata pelajaran yang akan diujikan.
Namun
semuanya hanya sekadar pengajaran, tidak ada konsultasi atau bimbingan bagi
anak-anak didik yang mengalami kesulitan belajar.
"Ini
yang menyebabkan pendidikan susah untuk membangun karakter bangsa karena guru
sebagai kunci keberhasilan pendidikan belum didorong dan dihargai untuk
melakukan keseluruhan tugasnya dengan baik," ujar Sulistiyo. "Jadi
jika mutu pendidikan dianggap belum baik, ini persoalan kolektif akibat dari
sistem dan kebijakan yang tidak tepat," tandasnya.
Sumber : edukasi.kompas.com
0 komentar:
Posting Komentar
Selamat Berdiskusi